Longsor Dan Pergerakan Tanah Di Cilawu Kabupaten Garut Masih Terus Terjadi

GARUT,newsinvestigasi-86.com

Longsor dan pergerakan tanah di Kabupaten Garut tepatnya di Kampung Cipager, Desa Karyamekar, Kecamatan Cilawu, masih terus terjadi. Jumlah rumah warga yang terdampak juga terus bertambah pasca longsor yang terjadi pada Jum’at (12/2/2021) lalu.

Bacaan Lainnya

Menurut Mekarwati Camat Cilawu mengatakan, Hingga Senin (15/2/2021), Jumlah rumah yang masuk zona merah dan tidak boleh ditempati lagi sudah mencapai 45 rumah. Jumlah itu terdiri dari 58 kepala keluarga, Sementara luas lahan yang tertimbun longsor seluas 3 hektar.

Awalnya longsoran tersebut sepanjang 500 meter dengan ketinggian 50 meter. Sekarang terus melebar mengancam permukiman, katanya.

Mekarwati juga menyampaikan, Lokasi longsor masih belum aman, mengingat masih terus terjadi pergerakan tanah. Warga saat ini diungsikan di dua titik pengungsian. Rumah-rumah yang berada di zona merah berada di bagian atas bukit.Bibir longsoran terus bergeser mendekati pemukiman warga.

Wahidin yang Rumahnya berada di belakang garis polisi mengatakan, Pada Minggu malam sedikitnya terjadi lima kali pergerakan tanah yang diikuti suara dentuman.

“Seperti suara drum dijatuhkan begitu ada longsor susulan”, kata Wahidin.

Namun meski jumlah pengungsi terus bertambah dan longsoran meluas, Pemerintah Kabupaten Garut hingga saat ini belum menetapkan Status Bencana dengan yang terjadi di Kampung Cipager, Desa Karyamekar tersebut.

“Kita ingin mendorong Pemkab, Utamanya Bupati Garut untuk menetapkan tanggap darurat untuk bencana ini”, kata Wakil Ketua Komisi IV DPRD Garut Yudha Puja Turnawan di lokasi longsor, Senin.

Yudha yang juga ketua DPC PDI Perjuangan menuturkan, dengan adanya penetapan status tanggap darurat, Maka penanganan bencana bisa lebih maksimal, karena bisa menggunakan dana Biaya Tidak Terduga (BTT) di APBD Garut.

“Jangan seperti di Desa Girimukti yang kantor Desanya rusak akibat bencana. Karena tidak ada penetapan Status Darurat Bencana, Jadi tidak bisa diperbaiki, harus menunggu tahun depan”.

Dilihat dari skala bencananya, Apa yang terjadi di Kampung Cipager cukup mengkhawatirkan, ujar Yudha.

Ada 45 rumah yang saat ini tidak bisa lagi ditempati, Karena rawan longsor susulan. Terdapat 58 KK yang menjadi pengungsi. Jumlah tersebut masih bisa bertambah, Karena longsor dan pergerakan tanah masih terus terjadi. Menurut Yudha juga PDI-P sudah membangun posko bencana di Kampung Cipager dan membuka dapur umum bagi para pengungsi, ungkap Yudha.

(alam/b’dhi/ich).

Pos terkait