PONTIANAK – KALBAR,
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Kalimantan Barat angkat bicara terkait kelangkaan BBM jenis Solar di Kalimantan Barat, dirinya mengakatakan kelangkaan Solar Bersubsidi bagi para nelayan bukanlah hal baru terjadi di Kalimantan Barat dan jumlah kuota juga belum diketahui yang diberikan nelayan.
“Sampai saat ini belum mengetahui jumlah kuota, pertamina sebagai agen tunggal nasional tidak pernah memberikan informasi terkait kuota yang dialokasikan kepada nelayan BBM bersubsidi,” ungkapnya Sigid Sugiardi, Selasa 4 /1/2022 di ruang kerjanya.
Sigid Sugiardi mempertanyakan BBM subsidi dialokaskan kemana saja, dan kenapa ada give dilapangan dengan harga 9.000, 10.000 bahkan ada harga 11.000. Nelayan terpaksa membeli dengan harga berapapun untuk bisa beroprasi ke laut.
“BBM subsidi sudah tidak ada bagi para nelayan yang menikmati adalah oknum. Kami meminta kepada pertamina untuk berkolaborasi dengan pengawasan dan pemda setempat agar BBM bersubsidi dinikmati masyarakat,” paparnya.
Pengawasan BBM subsidi sudah ada dana, dipersikahkan lakukan dengan model sendiri agar BBM subsidi dapat dinikmati. Sampai saat ini belum ada kejelasan jumlah kuota berapa?, distribusinya kemana?, pengawasanya kemana?. Hal ini kalau sejalan, BBM subsidi dapat dirasakan oleh nelayan terutama nelayan kecil.
“Saya meminta kepada pihak yang berkepentingan terutama pertamina, pengawas dan pemda untuk berperan, karena di Kalimantan Barat para nelayan banyak, tidak tersentral dari ujung ke ujung ada, agar BBM Subsidi bisa dinikmati kalau tidak akan diambil oleh oknum- oknum,” tutupnya.
(Nardi M/ M. Hasanuddin)