Sesar Lembang Terus Bergerak Mengikuti lrama Bumi

BANDUNG,newsinvestigasi-86.com

Sesar Lembang (Patahan Lembang) adalah salah satu Sesar Aktif yang berada di Jawa Barat. Lokasi jalur sesar ini terletak sekitar 10 Km arah utara Kota Bandung dengan panjang sesar sekitar 25-30 Km.

Bacaan Lainnya

Anggota Kelompok Riset Cekungan Bandung dan Penasihat Bandung Mitigasi T Bachtiar mengatakan, Kondisi Sesar Lembang saat ini terus berjalan mengikuti irama bumi.

Para peneliti memperkirakan Sesar ini dapat memicu gempa dengan kekuatan maksimum 6,8 SR. Dengan terjadinya gempa-gempa kecil di sepanjang Patahan Lembang, ini membuktikan bahwa patahan ini adalah patahan aktif.

Bachtiar juga menjelaskan wilayah bentang sesar Lembang mulai dari kaki Gunung Palasari di sebelah Timur sampai Kampung Cisarua, Kabupaten Bandung Barat di sebelah Barat panjangnya sekitar 29 km.

Bagian Utara turun dan bergerak ke arah Barat dengan kecepatan yang sangat lambat pertahunnya. Sehingga yang berada di jalur sesar pun tak akan merasakan adanya pergerakan itu. Tetapi bila dijumlahkan dalam waktu yang lama, ratusan tahun, ribuan tahun, maka pergerakan Patahan Lembang itu terlihat nyata. Dilihat dari utara “Gawir Sesar Lembang” terlihat curam, ujarnya Kamis (28/1/2021).

Menurut dia, Potensi bencana akibat sesar Lembang adalah gempa bumi. Kemudian, longsor yang dipicu oleh gempa bumi dan keadaan lingkungan mendukung untuk terjadinya gerakan tanah.

Misalnya karena kesalahan dalam memotong lahan, dengan kemiringan lereng yang tegak, atau lereng yang diurug, belum padat sudah dibangun, keadaan ini akan sangat memungkinkan terjadinya longsor bila gempa mengguncang, katanya.

Longsor bukan hanya berdampak pada kerusakan bangunan, jalan, serta korban manusia, tetapi juga longsor dapat membendung aliran sungai yang ada di dasar lembah.

“Ini harus diantisipasi, karena bila ada air yang tergenang cukup beberapa waktu, dapat menimbulkan banjir lumpur bila bendungan itu seketika jebol,” ucapnya.

Bachtiar juga menjelaskan wilayah mana saja yang paling terdampak gempa pergeseran Sesar Lembang. Menurutnya, wilayah yang terdampak gempa bumi dari Patahan Lembang bila dengan kekuatan maksimum, bukan hanya di sepanjang Patahan Lembang, atau di beberapa bagian jalur sesar, tapi juga akan berdampak ke kawasan yang semula bekas endapan Danau Bandung Purba.

“Yang sekarang menjadi dasar metropolitan Cekungan Bandung itu, antara 105.000-160.000 Tahun yang lalu berupa danau, akibat material letusan Gunung Sunda membendung Citarum di utara Padalarang. Batuan di bawah Kota metropolitan ini masih belum padat, dan masih jenuh air, sehingga sangat labil dan akan ada pembesaran kekuatan goyangannya”, jelasnya.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat harus mulai melatih diri dan keluarga, apa yang harus dilakukan sebelum gempa dan apa yang harus dilakukan pada saat gempa.

“Misalnya, menyimpan senter di dekat tempat tidur, mematikan kompor, mematikan listrik atau sikring. Kemudian, melindungi kepala jika tengah berada di jalan tol dan jika berada di gedung bertingkat,” tutur Bachtiar.

Untuk menghindari dampak gempa Sesar Lembang, Bachtiar menuturkan seharusnya tersedia Klinik Arsitektur yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga ;
– Pertama, Di sepanjang jalur sesar.
– Kedua, Umum bagi masyarakat.

Klinik arsitektur ini meng-Audit rumah-rumah masyarakat, dan memberikan saran-saran perbaikan untuk kekuatan rumahnya. Kemudian, harus ada latihan yang terus-menerus, untuk sementara di sekolah-sekolah saja. Latihannya sesuai Juklak-Juknis, ucapnya.

“Tak hanya itu, membuat panduan atau buku petunjuk, Baik cetak maupun Digital yang dapat dibaca oleh Pelajar, Mahasiswa, dan Masyarakat”.

Gedung kampus dan sekolah, harus menjadi contoh bangunan tahan gempa. Lokasinya diteliti terlebih dahulu, jangan sampai memotong jalur gempa. Apakah kampus-kampus di Jatinangor, Kabupaten Sumedang sudah melalui penelitian terlebih dahulu oleh Ahli Gempa, apakah di sana ada Jalur Gempa atau tidak?, Bila ada dan sudah ada bangunan yang memotong jalur gempa, maka demi kemanusiaan, Gedung itu harus dipindahkan, terangnya.

“Untuk potensi patahan lainnya, Bachtiar mengatakan penelitian mendalam baru dilakukan terhadap Sesar Lembang”.

Cekungan Bandung ini dikelilingi oleh irisan-irisan jalur-jalur gempa, baik di Barat, Selatan, Timur, dan Utara. Diteliti secara mendalam baru Sesar Lembang, 10 Km di utara Bandung. Yang lainnya belum diteliti, Belum diteliti itu bukan berarti tidak ada dampaknya terhadap Cekungan Bandung, Sama akan menimbulkan gempa, dengan segala dampak ikutannya, katanya.

“Bachtiar juga menjelaskan apa yang dimaksud dengan tindakan Ramah Gempa”.

Menurutnya tindakan ramah gempa dapat berupa membangun Gedung, Rumah, sesuai dengan ketentuan ketentuan yang ada saat ini.

Membangun Jembatan, Bendungan harus tidak memotong jalur gempa. Anggaran harusnya melipat gandakan untuk penelitian gempa oleh orang-orang yang ahli dalam bidang Kegempaan. Melipat gandakan waktu, Tenaga manusia, untuk melakukan penerangan kepada masyarakat. Yang pertama kali harus dilakukan adalah melalui jalur persekolahan, jelasnya.

(riff/d’hrmn).

Pos terkait