CIAMIS,newsinvestigasi-86.com.
Sulit memang apabila dibayangkan mengenai nasib dikehidupan ini, Seperti apa yang dirasakan Masitoh Aninur Lubis (36) dan suaminya Dani (38). Setelah di-PHK dari pekerjannya dan tidak lagi memiliki uang untuk hidup di perantauan di daerah Gombong Jawa Tengah.
Betapa perihnya memang, Setelah tak ada lagi yang bisa diharapkan untuk bertahan hidup di tanah perantauan, Masitoh Aninur Lubis pun mengiyakan ajakan suaminya (Dani ) untuk pulang dari Gombong ke Soreang Kabupaten Bandung.
Berhari-hari kedua suami lstri tersebut menyusuri jalan sembari menggendong anaknya yang masih bayi, juga menggendong tas berisi pakaian mereka. Apabila terasa telah lelah, Keduanya beristirahat di SPBU, Bahkan tidur pun mereka menumpang di situ.
Setelah enam hari berjalan kaki ratusan kilometer dari Gombong, Mereka baru tiba di Ciamis. Mereka berjalan kaki menyusuri jalan berdebu di jalur selatan sambil membawa kedua buah hatinya yang masih balita, Manpa (3 tahun 8 bulan) dan Hanum (1 tahun 5 bulan).
Suami lstri tersebut berangkat dari Gombong Minggu (2/5/2021) sore. Jum’at (7/5/2021) siang menjelang Jum’atan, Dani sekeluarga sudah sampai di Jl Ahmad Yani, Lingkungan Bolenglang, RT 03/05, Ciamis.
Mereka sedang berteduh di bawah pohon rindang di sisi jalan raya jalur selatan. Kondisi mereka cukup lusuh setelah menempuh perjalanan yang begitu jauh, Mereka hanya memakai sandal jepit.
Menurut pengakuan Dani, la bersama lstrinya dan kedua buah hatinya terpaksa nekat pulang berjalan kaki dari Gombong menuju Soreang karena sudah tidak punya apa-apa lagi setelah di-PHK dari perusahaan konveksi rumahan di Gombong tempat ia semula bekerja.
Pada saat masih bekerja di Gombong, Dani bersama keluarga kecilnya tinggal di kontrakan, Setelah tidak bekerja dan tidak punya apa-apa lagi, maka ia memutuskan untuk pulang Kampung bersama anak dan istrinya.
“Kami bukan mudik, tapi pulang Kampung, terpaksa pulang karena di Gombong sudah tidak punya apa-apa lagi. Mudah-mudahan di Bandung nanti ada pekerjaan”, lirihnya.
Dengan berbekal uang yang hanya Rp.120 ribu, Dani bersama anak dan istrinya berangkat dari Gombong,
” Alhamdulillah, selama di perjalanan banyak yang bantu. Ada yang ngasih uang, ada yang ngasih makanan. Kami hanya berjalan di siang hari, kalau malam istirahat, ujar Masitoh.
Menurut Masitoh, Mereka memilih SPBU untuk istirahat malam sekaligus menumpang mandi.Setelah istirahat malam di pom bensin, pagi harinya kami melanjutkan perjalanan lagi, katanya.
Selama enam hari dalam perjalanan dari Gombong sampai di Ciamis Jum’at siang tersebut memang banyak yang bantu.
Namun ada juga yang menyangka dan curiga, Bahwa Kami pura-pura atau cuma nipu, Tapi terserahlah, Kami pasrah ini merupakan perjalanan hidup kami. Mohon Do’anya agar Kami selamat dalam perjalanan”, ujar Masitoh.
Masitoh mengatakan, Sebenarnya mereka mempunyai empat orang anak. Yang sulung, Eva (16) kini nyantri di sebuah Pesantren. Sedangkan yang nomor 2, Ihsan (10) tinggal bersama neneknya di Jl Pancing Unmed, Medan.Yang dua lagi yang ikut jalan dengan Kami ini, namanya Manpa dan yang digendong ini Hanum, terangnya.
“Alhamdulillah di perjalanan suka ada yang bantu, tidak hanya memberikan makanan dan minuman tetapi juga uang. Kadang juga tumpangan naik mobil”, ujar Dani.
“Setiap hari mereka bisa melakukan perjalanan 25 Km sampai 30 Km, kadang lebih cepat kalau ada yang ngajak menumpang naik mobil. Kira-kira kami akan sampai di Soreang pada hari kedua lebaran, Do’akan Kami hingga selamat sampai tujuan ( Kampung Kami)”, imbuhnya.
(*riff).